Senin, 09 Juni 2014

Assembly & Erection




BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Bagian Assembly
Pada bagian ini menjelaskan tentang lanjutan kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah proses fabrikasi, yaitu bagian assembly dimana pada intinya bagian assembly adalah bagian pemasangan bagian-bagian plat dari hasil cutting agar dirangkai menjadi sebuah panel-panel, dan panel tersebut dirangkai lagi menjadi sebuah section atau block, untuk lebih tau tentang bagian assembly mari kita perhatikan materi berikut ini.
·         Pengertian Assembly
Proses kegiatan pembangunan konstruksi kapal dari pembuatan panel-panel dan dirangkai kembali panel-panel tersebut untuk menjadi 1 buah block atau section, untuk proses ini terdiri dari 2 bagian yaitu :
·         Proses Sub–Assembly
Proses ini terdiri dari penyambungan (Fit-up) dan pengelasan. Proses sub assembly ini adalah menggabungkan beberapa komponen kecil menjadi komponen per panel, misalkan:
1.      Pemasangan stiffener pada plate sekat
2.      Pembuatan wrang
3.      Penyambungan 2 atau lebih plate
Pada proses pengelasan, pengelasan yang digunakan yaitu SAW, SMAW, dan FCAW. Dari kedua proses ini, QA-QC memegang peranan penting untuk mengecek hasil dari keduanya. Seperti yang kita ketahui, tugas dari QA-QC yaitu menjamin kuantitas dan mutu dari benda.

Gambar diatas menerangkan bahwa pada proses sub assembly ini, pemasangan stiffener  pada plate sekat dilakukan dengan menggunakan tipe pengelasan SMAW.Prinsip pengelasan dengan metode SMAW adalah menggunakan panas dari busur untuk mencairkan logam dasar dan ujung sebuah consumable elektroda tertutup dengan tegangan listrik yang dipakai 23-45 Volt dan untuk pencairan digunakan arus listrik hingga 500 ampere yang umum digunakan berkisar antara 80-200 ampere
·         Proses assembly
Setelah pembuatan bangunan kapal per panel, maka selanjutnya pembangunan kapal per blok. Proses ini disebut proses assembly. Misalkan penggabungan beberapa wrang, penggabungan seksi menjadi blok, dan lain lain.
Gambar 3. Proses assembly
Gambar diatas adalah salah satu gambar pada tahapan proses assembly  yaitu pemasangan shell pada konstruki web frame, dan setelah itu dilanjutkan dengan proses pengelasan.

Perlu diketahui bahwa proses assembling ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
1.      Persiapan JIG
Pada proses ini dilakukan pembuatan pondasi untuk sebuah blok yang digunakan membantu pengerjaan pada proses assembly sampai menjadi sebuah blok.
2.      Scantling Check
Pada proses ini, dilakukan pengukuran dimensi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keselarasan keadaan aktual dengan gambar. Selain itu, proses ini juga untuk mempermudah pada persiapan joint erection. Pengukuran ini dibantu dengan menggunakan alat rollmeter sepanjang 50 m. Pengukuran dilakukan pada bagian lebar, tinggi, jarak gading dan lain-lain.


3.      Penyambungan (Fit-Up)
Sama halnya dengan proses sub assembly, pada proses assembly ini juga dilakukan pengecekan persiapan penyambungan. Disini dicek kelengkapan kapal. Selain itu juga dicek pada bagian penggabungan plate, misalkan jika terdapat pelat yang tidak rata
4.      Pengecekan Hasil Pengelasan
Proses ini merupakan  bagian dari tugas QA-QC. Dalam hal ini, dilakukan pengecekan yaitu apakah pengelasan dilakukan sesuai aturan class atau tidak. Bagian-bagian pengecekan diantaranya
·         Leg lenght
·         Kelengkapan bagian blok
·         Ada tidaknya cacat las
Welding check ini dilakukan oleh pihak surveyor dari BKI. Yang mana, dari pihak BKI ini mengecek ada tidaknya cacat tidaknya ditimbulakan oleh pengelasan sesuai standart class. Berikut adalah tanda (simbol) dan harus doiperbaiki:
Simbol tersebut antara lain:
·         Por      =          porosity
·         Wl       =          weld (perlu di las)
·         G         =          granding
·         u/c (undercut) = karena terkena pengelasan makanya berlubang
·         th (tahan las)  = bagian tersebut tidak boleh dilas
·         pot (potong)   = bagian tersebut harus dihilangkan/dipotong






Adapun juga simbol-simbol yang ditulis dan dijelaskan oleh pihak surveyor pada bagian tertentu
Contoh gambar simbol :


3.2 Proses Erection
Proses ini merupakan pekerjaan terakhir dalam pembuatan badan kapal. Proses ini melakukan penyambungan antar block (section) 1 dengan Section yang lainnya dari bagian kapal antar block yang sebelumnya telah dikerjakan pada proses assembly.
3.2.1        Metode Seksi Assembly
Metode ini difokuskan pada pengembangan erection pada arah vertikal dan penurunan ditetapkan untuk satu blok dari dasar ke upper deck. Gambar 5 memperlihatkan situasi penurunan blok pada hari kalender ke n setelah keel laying.


keterangan :
1.       n1 hari kalender keel laying: kamar mesin dan bagian bagian tangki parsial telah lengkap.
2.       n2 hari kalender setelah keel laying: bagian belakang kapal/stern dan bagian-bagian tangki telah menyambung.
3.      n3 hari kalender setelah keel laying: bagian belakang/stern dan bagian depan/bow telah selesai atau lengkap.


-          Kelebihan dari metode ini adalah :
1.      Oleh karena pembangunannya ditetapkan bahwa satu tangki pada satu waktu, maka pemeriksaan tangki menjadi cepat dan penggunaan perlatan dan permesinaan untuk ditangki menjadi mudah.
2.      Pelaksanaan grand assembly dari blok-blok didarat menjadi lebih mudah dan dapat diharapkan terjadinya peningkatan effesiensi yang tinggi, sebab adanya derajat keselamatan kerja yang tinggi.




-          Kelemahan dari metode ini, yakni :
1.      Karena pengembangan awal dari dasar kapal tidak memungkinkan waktu kosong antara pembangunan dari kapal-kapal berbeda tidak dapat diserap, sehingga menyulitkan untuk menyamaratakan beban pekerja. Pekerjaan yang campur aduk akan sering terjadi sehingga akan memperbesar pengaruh buruk pada lingkungan kerja.
2.      Karena pekerjaan pada dasar kapal, sekat melintang, pelat kulit, upper deck dan bagian yang lain dicampur atau dengan kata lain dikerjakan bersamaan maka ketebalan pelat dan ukurannya berbeda,sehingga hal ini akan menimbulkan kondisi naik dan turun dalam pembuatan distibusi pekerjaan untuk para pekerja akan menjadi sulit. Oleh karena itu keadaan naik dan turunnya dalam batas area dan pembagian pekerja lebih seperti yang sering terjadi selama tahap assembly.

3.2.2        Metode Berlapis ( Layered Method)
Metode ini difokuskan pada perakitan pada arah memanjang dari blok permulaan, sehingga perakitannya dimulai dari blok dasr (bottom). Kemudian sekat melintang, sekat memanjang dan pelat kulit dapat dikembangkan. Gambar di bawah  memperlihatkan situasi penurunan blok hari ke n setelah keel laying.

keterangan :
1.      n1 hari kalender keel laying: perakitan dari bagian dasar.
2.      n2 hari kalender setelah keel laying: perakitan bagian bawah dari sekat-sekat dan pelat kulit.
3.      n3 hari kalender setelah keel laying: pengembangan bagian atas sekat-sekat dan pelat kulit dan perakitan upper deck.

-          Kelebihan dari metode ini adalah :
1.      Oleh karena suatu pertimbangan bahwa sejumlah pekerja akan terlibat pada saat pelaksanaan erection, maka waktu luang yang terjadi sebelum dan setelah peluncuran kapal dapat diatasi dengan cepat. metode ini sangat efektif untuk perakitan awal pada bagian dasar yang relatif melibatkan jumlah pekerja lebih besar.
2.      Sebab pekerja-pekerja yang sama dapat terlibat dalam pekerjaan yang sama dalam suatu waktu/masa yang sudah pasti, penyempurnaan dalam efesiensi tidak diharapkan melalui spesialisasi.
3.      Tidak ada pekerjaan kearah vertikal dan pekerjaan yang campur aduk dapat dihindari,sehingga lingkungan kerja dapat menjadi baik, kerja menjadi aman dan hal ini akan meningkatkan efesiensi besar.
4.      Jika hanya metode pelapisan yang digunakan, maka secara sekwen lokasi-lokasi pekerja akan bergerak/berpindah dari dasar kapal ke sekat melintang dan sekat memanjang, pelat kulit dan akhirya ke upper deck, sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan hanya beberapa pekerja saja dan hal ini mempermudah untuk membagi rata pekerjaan. Oleh karena blok-blok yang sama dikerjakan dalam waktu yang sama, maka langkah untuk outomatisasi dan penggunaan permesinan pada tahap di assembly menjadi lebih mudah.
-          Kelemahan dari metode ini , yakni :
1.      Dibandingkan dengan perakitan kearah memanjang, maka penyelesaian pekerjaan kearah vertikal akan menjadi lambat, sehingga penyelesaian kompartemen kapal secara individual akan menjadi lambat dan inspeksi tangkitangki dan pekerjaan outfitting akan menjadi menurun. Secara umum keinginan untuk memperpendek waktu pembangunan dan peningkatan produksi tidap dapat diharapkan.
2.      Derajad deformasi dari bentuk kapal menjadi besar, khususnya permintaan pada bagian depan (bow) dan belakang (stern) kapal akan bertambah besar sehingga ketepatan akhir dari kapal akan menjadi jelek.

3.2.3        Titik Awal Erection
Langkah pertama dalam pembagian/ division adalah menetapkan blok mana yangakan diturunkan lebih dahulu untuk setiap kontruksi. Oleh karena itu setiap galangan menggunakan metode-metode pembangunan yang berbeda, maka ada beberapa kegiatan yang demikian tadi dan masing-masing dinamakan sebagai:
1.      Erection dengan satu titik (one point erection).
2.      Erection dengan lebih dari satu titik (multiple point erection).
3.      Pembangunan secara berlapis.
4.      Assembly seksi.
5.      Dan lain-lain.
Titik dimulainya erection ditentukan oleh gambaran utilitas dari setiap galangan. Biasanya dalam kaitannya dengan keinginan untuk mengawali pekerjaan outfitting di bagian buritan kapal (stern part) dan kamar mesin, maka ditentukan satu titik awal erection-nya di bagian blok kamar mesin atau bagian dari blok kamar mesin tersebut di bagian sisi depan.
1.      Keputusan ini akan memberi kelonggaran waktu pelaksanaan pekerjaan outfitting lebih awal di bagian belakang kapal (stern section) dan di kamar mesin.
2.      Keputusan ini memberikan kesetaraan distribusi jam orang untuk divisi produksi, dan penggunaan arah dari kegiatan-kegiatan kritis (critical path) selama waktu pembangunan berjalan.
3.      Penempatan blok secara sederhana dan stabil (bisa memindahkan
bulkhead).


3.2.4        Tahapan dari proses ereksi yaitu :
1.      Pengangkatan block/loading
Tahapan ini merupakan penggabungan suatu block ke block lain. Dalam hal ini digunakan crane untuk menggabungkan block-block tersebut.

Gambar  Pengangkatan block CO
2.      Penggabungan
Tahap penyambungan pada proses join erection tidak jauh berbeda dengan tahapan penyambungan pada proses assembly. Yang menjadi bagian pengechekan yaitu :
·         Kerataan plat dari ke dua block
·         Ukuran gap
·         Ukuran jarak gading

Setelah pegecekan gading-gading sudah selesai maka langkah selanjutnya adalah di take weld pada bagian tertentu. Take weld ini adalaha proses pengelesan titik, yang berfungsi untuk mematikan posisi benda kerja atau blok setelah digabungkan dan sesuai ukuran yang sudak di tentukan.
3.      Levelling deck
Proses ini yaitu sebuah proses untuk mengetahui kerataan suatu bidang. Dari proses sub assembly, maka plate akan dilevel agar plate tersebut rata. Tujuan dari proses leveling ini adalah untuk menyamakan ketinggian bagian kanan dan kiri dari kapal. Jadi diharapkan posisi kapal pada saat pembangunan dalam keadaan yang seimbang.

Gambar 9. Pengukuran ketinggian deck

4.      Pengechekan pengelasan
Proses ini juga tidak jauh berbeda dengan pengechekan pengelasan pada sub assembly maupun assembly.




5.      Pengechekan deformasi
Deformasi merupakan perubahan suatu bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu benda akibat pengelasan ataupun handling. Pada kapal baru peristiwa deformasi ini sering terjadi, terutama pada section kapal seperti  lambung kapal, geladak, dan sekat. Besarnya deformasi untuk masing-masing seksi berbeda, hal ini bergantung pada peraturan yang digunakan oleh galangan kapal sebagai acuan standar mutu produksi. Dalam prakteknya, pengukuran deformasi dilakukan dengan membentangkan seutas tali setiap satu jarak gading kapal pada plat yang secara kasap mata terlihat mengalami deformasi.selanjutnya untuk mengetahui nilai dari deformasi tersebut, digunakan alat yang bernama tupper gauge.

Jumat, 11 Januari 2013